Jakarta - Gionee, salah satu produsen ponsel terbesar di China, terancam kolaps karena kekurangan uang. Penyebabnya, sang pendiri dan CEO Gionee, Liu Lirong, kalah judi triliunan. Bagaimana pengakuannya?
Dikutip detikINET dari South China Morning Post, kabar bertebaran bahwa Liu kalah judi di kasino di wilayah Saipan. Kasino itu adalah milik perusahaan asal Hong Kong.
Liu dikabarkan kalah sampai 10 miliar yuan, semuanya adalah uang perusahaannya. Liu pun mengatakan memang benar ia kalah judi, tapi tidak setinggi itu jumlahnya.
"Aku memang berjudi di Saipan, tapi bagaimamna bisa aku kehilangan sebanyak itu? Jika benar, maka saham perusahaan kasino itu pasti akan naik," kata Liu.
Ia mengkoreksi uang yang ia hilangkan karena judi di kisaran 1 miliar yuan. Kalau dirupiahkan, sekitar Rp 2 triliun.
Kelakuan sang pendiri itu ikut menyebabkan Gionee terancam bangkrut. Para penyuplai komponen ponsel menghentikan pasokan karena tidak menerima pembayaran dari Gionee selama beberapa bulan.
Liu mengakui kalau perusahaannya total memiliki hutang 17 miliar yuan, 10 miliar yuan di antaranya adalah pinjaman bank. Sedangkan 5 miliar yuan pada pemasok komponen dan 2 miliar yuan pada perusahaan iklan.
Liu menambahkan ia memang punya kekuasaan absolut di perusahaan yang didirikannya 16 tahun lalu itu. Sehingga kebingungan memilah antara aset pribadinya dengan aset perusahaan. Dia juga mengaku sering meminjam uang perusahaan untuk kepentingan personal.
Didirikan pada 2002, Gionee cukup berkibar di China dan beberapa negara lain. Pada tahun 2016, mereka menjual 40 juta unit ponsel.
Kebangkitan Huawei, Oppo, Vivo, Xiaomi sampai Honor membuat posisi Gionee agak turun. Namun mereka masih berada di posisi 10 besar perusahaan ponsel terbesar di China. (Detikcom)
0 komentar:
Posting Komentar