Jakarta - Segera dibuka ruas Tol Trans Jawa dari Pelabuhan Merak hingga Surabaya, Jawa Timur pada Desember 2018 ini. Ini merupakan salah satu prestasi besar di bidang infrastruktur tol bagi sentra-sentra ekonomi di pulau Jawa.
Proyek jalan bebas hambatan dengan panjang 1150 kilometer ini dimulai sejak tahun 1996, jamannya Presiden Soeharto. Di Desember 2018, jaringan Tol Trans Jawa yang dioperasikan dari ruas Merak hingga Surabaya sudah memiliki total 870 kilometer atau sekitar 75 persen dari total ruas Merak hingga Tol Banyuwangi.
Ini merupakan Mega Proyek Infrastruktur di Pulau Jawa untuk memudahkan konektivitas manusia dan arus logistrik barang jasa. Pembangunan yang dimulai sejak Orde Baru ini memang kerap mengalami hambatan berbagai hal. Hambatan yang muncul itu seperti pergantian kebijakan karena pergantian pemerintahan/kepala negara. Pencarian investor juga menjadi salah satu kendala dalam membangun infrastruktur ini.
Di era Presiden Joko Widodo, Tol Trans Jawa menjadi salah satu program prioritas pembangunan. Presiden meminta wilayah Merak hingga Surabaya sudah tersambung tol dan dapat digunakan oleh masyarakat umum pada Desember 2018.
Oleh karena itu, Kementerian BUMN meminta pembangunan infrastruktur tol seperti PT. Jasa Marga Persero Tbk dan PT. Waskita Karya Persero Tbk agar bahu membahu menyelesaikan pembangunan Trans Jawa.
Upaya melancarkan pembangunan itu antara lain menuntaskan masalah pembebasan lahan melalui Badan Pertanahan Nasional dan Pemerintah Daerah dan juga menerbitkan skema alternatif untuk mencari pendanaan melalui pasar modal.
Sebelum digunakan masyarakat umum, Menteri BUMN Rini Sumarno pada Senin (12/11) awal pekan ini mencoba menjelajahi tol Trans Jawa dari Surabaya hingga ke Jakarta yang berjarak total 796 km.
Sebagai gambaran, Rini dan rombongan Ekspedisi tembus Tol Trans Jawa memulai perjalanan dari Gerbang Tol Warugunung, Surabaya pada Senin Pagi pukul 06:00 WIB dan sampai di Jembatan Kali Kenteng yang berjarak 274 kilometer dalam waktu sekitar 4 jam. jika melalui jalan nasional, jarak Surabaya-Solo ditempuh hingga 7 jam.
Namun masih ada satu masalah di jaringan Tol Trans Jawa yakni kemacetan tinggi di ruas Jakarta-Cikampek. Dikarenakan kemacetan ruas Jakarta-Cikampek, mengalami kemacetan di jalur itu hingga 2 jam. Padahal ruas tol dari Surabaya hingga Cikampek sangat lancar. Kemacetan ini seakan mengurangi kesan positif dari perjalanan lancar Surabaya-Cikampek.
Jika Trans Jawa sudah beroperasi penuh, dan kemacetan di Jakarta-Cikampek sudah teratasi, RIni meyakini untuk rute Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 9-10 jam.
Salah satu solusi yang disiapkan untuk mengatasi kemacetan tinggi di Jakarta-Cikampek adalah pembangunan jalan tol melayang yang ditargetkan selesai pada April 2019. Solusi lainnya adalah pelebaran jalan tol yang sudah ada di ruas Jakarta-Cikampek.
Dengan terealisasinya Trans Jawa ini, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi daerah karena Tol ini akan melintasi lima provinsi, 15 kota dan 21 kabupaten. Dengan cara itulah, Tol Trans Jawa akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan bermanfaat optimal bagi masyarakat sekitar.
Jika hal itu diabaikan, daerah akan menjadi tempat perlintasan saja. Cita-cita pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan yang merata di seluruh daerah akan gagal tercapai.
Keberadaan tempat peristirahatan (rest area) sepanjang Tol Trans Jawa juga diharapkan sebagai etalase promosi bagi UMKM dan sektor pariwisata. Dalam hal ini, pemerintah pusat akan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah.
Peran Pemerintah Daerah dibutuhkan untuk mengidentifikasi UMKM dan pariwisata yang potensial di daerahnya. Dengan begitu dalam jangka pendek Tol Trans Jawa akan memacu pendapatan asli daerah dan meningkatkan produktivitas di daerah yang dilaluinya. (AntaraNews)
0 komentar:
Posting Komentar